PPB / BK IKIP PGRI SEMARANG



MATERI BIMBINGAN KARIR
PRINSIP MERAIH KESUKSESAN





 








Di Susun oleh :
Nama              : THAARIQ FALAQ
NPM               : 11110173
Semester         :     II B

FAKULTAS PENDIDIKAN PSIKOLOGI BIMBINGAN
IKIP PGRI SEMARANG
TAHUN 2012


PRINSIP MERAIH KESUKSESAN
Disetiap sisi kehidupan, kita tidak akan bisa menghindari kompetisi. Tak bisa dipungkiri, kompetisi yang membuat semuanya jadi lebih baik. Didalam dunia kerja, kompetisi juga selalu ada. Kompetisi memiliki aturan main yang berbeda-beda, mulai dari yang halus, normal hingga yang kasar. Kompetisi mempunyai konsekuensi yang logis yaitu ada yang menang dan kalah. Tidak semua orang siap menerima konsekuensi itu. Sering kali kita hanya bersiap untuk menang saja dan tidak siap untuk kalah. Jika prinsip ini tidak dipahami siapapun yang terlibat dalam kompetisi, maka dia tidak akan pernah tumbuh jadi pribadi yang baik dan sehat. Mereka hanya melihat kompetisi sebagai ancaman. Jadi, prinsip itu yang pertama kali harus benar-benar disadari dan diresapi. Untuk memulai memahami prinsip itu, seseorang harus membangun sikap sportif sejak dini. Sikap sportif adalah sebuah sikap yang selalu mengedepankan sikap patuh tidak saja aturan tertulis, juga etika dalam sebuah kompetisi. Sikap sportif itu termasuk juga legowo alias ikhlas, baik ketika jadi pemenang atau ketika jadi pecundang. Untuk memenangi kompetisi, kita harus menjadi pribadi yang tahan banting. Memiliki semangat juang yang tinggi akan membuat kita menjadi pemenang. Namun, kita harus mampu berkompetisi secara sehat, tanpa harus menusuk teman dari belakang. Maka, sebelum berkompetisi, pahami benar semua aturan yang ada.
Meski berada dalam kompetisi yang cukup ketat, tapi kita harus tetap menjalin kerja sama dengan rekan lainnya. Jangan pernah ragu untuk membantu teman yang sedang kesulitan menyelesaikan tugas. Sikap fleksibel kita akan mendapat nilai plus di depan atasan. Jadi jangan bekerja secara pribadi hanya untuk menonjolkan kemampuan diri sendiri. Di lingkungan kerja, kita harus tetap saling menghormati dan bertoleransi terhadap sesama rekan kerja. Dengan sikap ini, merupakan sebagai bentuk penghargaan terhadap perbedaan, termasuk kekuatan dan kelemahan. Sikap ini pun mampu menumbuhkan sikap sportif dalam diri sendiri dan menggerakkan rekan lainnya untuk bersikap sportif juga. Jika kita memang melakukan kesalahan, jangan ragu mengakui kegagalan tersebut karena rekan lain, lingkungan atau faktor eksternal lainnya. Apabila kita mengalami kegagalan, introspeksi diri dan berusahalah memperbaikinya.
Saat rekan kita meraih kesuksesan, jangan pernah merasa iri hati. Terimalah keberhasilannya dengan lapang dada dan jadikan sebagai pemicu kita untuk lebih maju. Berikan pujian kepadanya dengan tulus dan sewajarnya. Jangan melontarkan pujian hanya sebagai topeng di balik sikap iri hati kita. Kesuksesan yang kita raih akan terasa indah bila kita lakukan secara sportif. Apabila kita raih kesuksesan dengan sikap sportif, maka kemenangan akan diterima tanpa sikap angkuh. Namun, jika gagal, maka kita bisa menerimanya dengan lapang dada juga. Keindahan di kompetisi, bukanlah hanya terletak pada kemenangan yang diraih. Keindahan kompetisi itu terutama datang dari proses yang dilakukan dengan sikap sportif. Kompetisi dan sikap sportif yang berpadu, secara tidak kita sadari akan membentuk diri kita menjadi pribadi yang lebih baik dan matang. Kalau prinsip itu dipegang teguh semua yang terlibat dalam kompetisi, pada akhirnya kompetisi itu akan selalu menghasilkan para pemenang. Yang kalah, menjadi menang karena mereka telah tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Itulah alasan mengapa kompetisi adalah syarat dari kemajuan. Orang-orang yang berhasil meraih suatu kesuksesan, secara umum memiliki kesamaan prinsip dasar. Mereka memiliki keyakinan yang kuat, kepercayaan yang tinggi, motivasi yang senantiasa besar, disiplin yang teguh, etos kerja yang baik, dan memiliki hubungan antar sesama manusia yang erat dengan penuh kesantunan. Selain itu, mereka juga memiliki visi, misi, serta memiliki tujuan hidup yang jelas dan spesifik. Mereka juga ulet, dinamis, tahan banting, sabar dan tidak gegabah.
Enam prinsip meraih kesuksesan:
  1. Believe (yakin)
Keyakinan merupakan sesuatu yang tidak bisa diajarkan tetapi sesuatu yang harus didapat oleh diri sendiri. Sekali kita memperoleh keyakinan yang kuat, tak akan ada yang bisa menghentikannya.
  1. Harus memiliki sikap positive terhadap kehidupan
Sikap mental positif akan menarik orang untuk bergaul dengan kita. Tidak ada orang yang senang bergaul dengan orang yang berpikiran negatif kecuali mereka yang juga berpikiran negatif.
  1. Memiliki visi
Tanpa visi, kita tidak akan mencapai apa-apa. Tuliskan tujuan-tujuan dan impian kita, untuk hari ini sampai lima tahun ke depan. Bacalah setiap hari, kalaupun perlu bisa bagikan kepada teman-teman agar mereka bisa menolong kita mencapai tujuan.
  1. Tentukan skala prioritas
Buatlah urutan yang jelas tentang prioritas kita dalam hidup ini. Tentukan mana urutannya mulai dari yang menurut kita paling pentung dalam hidup dan ikutilah skala prioritas tersebut dalam menjalankan hidup kita.
  1. Peganglah janji
Selalu tepati kata-kata dan janji yang kita berikan kepada orang, karena itulah ukuran integritas kita.
  1. Action
Action dan kerja yang akan membuat kita menjadi jutawan.
Kita mungkin kagum pada pemain tenis, bulu tangkis, atau sepak bola, yang diusia muda telah menjadi juara dunia. Mereka tentunya memiliki motivasi yang besar serta tekad yang kuat untuk meraih kesuksesan. Proses panjang telah mereka lalui untuk menggapai puncak kesuksesannya. Mungkin ribuan hari telah mereka lalui untuk melatih diri saat teman seusia mereka bersantai ria. Kita pasti kagum pada Plato, penulis Yunani Kuno yang karyanya masih diminati hingga kini setelah ditulis ribuan tahun yang lalu; pada Mahatma Gandhi, yang prakarsa perdamaiannya menginspirasi orang di luar batas negerinya; pada Kahlil Gibran, penulis puisi yang syair-syairnya menyentuh kalbu pembacanya dan pada orang-orang yang telah meraih sukses gemilang. Mulai saat ini, jangan berhenti pada level “kagum” itu. Pilihlah tokoh yang paling kita kagumi, lalu pelajari jalan hidup mereka. Perhatikan proses perjuangan mereka untuk meraih prestasi yang kita kagumi tu. Dan tidak kalah pentingnya adalah pelajarilah prinsip dan kebiasaan hidup mereka.
Beberapa studi telah dilakukan untuk mengetahui rahasia sukses atau keberhasilan. Pada awalnya, IQ (Intelligency Quotient), dinilai sebagai faktor dominan. Dalam IQ termasuk taraf kecerdasan, daya nalar, logika, daya ingat, daya antisipasi, kemampuan memahami konsep bahasa, hitungan, kemampuan analisis, dan kreativitas.
Setelah itu, mengemuka EQ (Emotional Quotient), yang memegang peran lebih penting. Mereka yang memiliki kematangan EQ mampu memecahkan masalah dan mengatasi masalah emosional dan sosial. Mereka lebih bisa mengendalikan amarah, memiliki kemampuan membangun relasi dengan orang lain, bertanggung jawab, dan memiliki motivasi yang tinggi untuk berprestasi. Aspek penting EQ anntara lain: kesadaran dan penempatan diri, empati, kontrol emosi, toleransi, daya juang dan relasi sosial.
Kemudian selanjutnya kita mengenal SQ (Spiritual Quotient) yang membantu kita untuk melihat keberhailan sebagai wujud keseimbangan hidup: antara dunia dan akhirat, material dan spiritual, jasmani dan rohani, rasionalitas dan spiritualitas, menerima dan memberi. SQ ini mengajarkan keikhlasan, bisnis beretika, kerendah-hatian, dan kemauan untuk berbagi.
Kini kita mengenal lagi yang namanya AQ (Adversity Quotient) yang mengajarkan lagi satu prinsip dasar untuk sukses yaitu kemamuan untuk bertahan di tengah halangan dan tantangan. Dengan AQ orang tidak mudah menyerah. Jika dianalogikan setiap orang itu ibarat seorang pendaki. Sukses tidaknya pendakian, tergantung oleh AQ atau daya tahan dan daya juangnya.
AQ juga menganalisis kategori orang menjadi 3 kategori, yaitu:
1.       The Quitter, orang yang cepat menyerah. Sebelum mulai berjuang dia sudah menyatakan ketidakmampuan, menyerah sebelum berperang. Orang ini masuk ke dalam kategori gagal.
2.       The Campers, yaitu mereka yang mendaki gunung, tapi baru tiba dilereng sudah berhenti untuk membuka tenda dan memutuskan untuk tidak melanjutkan ke puncak.
3.       The Climbers, mereka ini adalah orang yang tidak mengenal rintangan. Ia bisa saja atau mungkin saja jatuh, tapi ia akan bangkit kembali dan melanjutkan perjalanan dan berhenti hanya ketika mencapai puncak.
Nah, sekarang analisalah diri kita. Lihatlah kekuatan kita melalui aspek IQ, EQ, SQ dan AQ. Apakah kita memiliki keseimbangan kematangan dari seluruh ukuran keberhasilan tersebut. Yakinilah bahwa setiap kita diciptakan istimewa oleh Sang Pencipta. Galilah kekuatan khusus kita dan kembangkanlah.






Leave a Reply

Silahkan berkomentar dengan sopan.