MATERI BIMBINGAN PRIBADI
“KIAT
SUKSES MEMBANGUN KEPERCAYAAN DIRI”
Di Susun oleh :
Nama : ISFA
WAIDA
NPM : 11110007
Semester : II
B
FAKULTAS PENDIDIKAN PSIKOLOGI BIMBINGAN
IKIP PGRI SEMARANG
TAHUN 2012
KIAT SUKSES MEMBANGUN KEPERCAYAAN DIRI
Banyak
ahli menilai, percaya diri merupakan faktor penting yang menimbulkan perbedaan
besar antara sukses dan gagal. Karenanya, tidak sedikit pula yang memberikan
pandangannya mengenai teknik-teknik membangkitkan rasa percaya diri.
Dalam
dimensi yang sangat luas, sukses adalah milik semua orang. Tetapi, tidak semua
orang tahu bagaimana cara mendapatkan atau meraih kesuksesan. Kebanyakan orang
menilai bahwa kesuksesan adalah milik orang-orang yang ber-IQ tinggi, lulusan
sekolah terbaik dan memilih spesialisasi yang paling terkenal.
Penilaian
ini memang tidak sepenuhnya salah, tetapi kita juga harus melihat fenomena yang
lebih luas, bahwa tidak sedikit orang-orang sukses yang tidak mengenyam
pendidikan tinggi. Dengan kata lain, IQ tinggi, lulusan sekolah terbaik dan
spesialisasi yang terkenal hanyalah bagian dari penunjang kesuksesan.
Di
luar kemampuan itu, ada faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam
memprediksi kesuksesan seseorang; itulah yang kita sebut, antusiasme, hasrat,
ketekunan, kerja keras, serta kebulatan tekad seumur hidup yang dimilikinya.
Sebagian pakar menilai bahwa untuk mencapai sukses, kematangan pribadi
seseorang sangat dibutuhkan. Sebab kematangan pribadi akan mengantarkan
seseorang pada sikap optimis dan kesadaran bahwa apa yang dicita-citakannya
akan mudah diraih.
Di
sisi lain, meraih kesuksesan jelas bukanlah perkara gampang. Ketika kita
berusaha untuk meraih apa yang kita inginkan, tentu banyak tantangan yang harus
dihadapi. Ada kalanya seseorang begitu tegar, tetapi tidak sedikit juga yang
patahsemangat bahkan menyerah karena merasa tidak sanggup menghadapi tantangan
yang ada di depannya.
Pada
saat semacam inilah, rasa percaya diri sangat penting ditumbuhkan. Banyak ahli
menilai bahwa percaya diri merupakan faktor penting yang menimbulkan perbedaan
besar antara sukses dan gagal. Karenanya, tidak sedikit pula yang memberikan
pandangannya mengenai teknik-teknik membangkitkan rasa percaya diri. Berikut
ini adalah beberapa kiat guna membangun percaya diri.
Pertama, berani menerima tanggung jawab. Gerald Kushel,
Ed.D., direktur The Institute of Effective Thinking, pernah mengadakan
penelitian terhadap sejumlah manajer. Dari penelitian tersebut, Kushel
menyimpulkan bahwa ia menemukan sifat terpenting yang dimiliki oleh hampir
semua manajer yang memiliki kinerja tinggi. Dan sifat tersebut adalah rasa
tanggung jawab yang mendorong mereka untuk tampil "sempurna" tanpa
peduli pada hambatan apapun yang menghadangnya. Sebaliknya, manajer yang
berkinerja buruk dan gagal mencapai kapasitas maksimumnya cenderung melimpahkan
kesalahannya pada siapa saja.
Kedua, kembangkan nilai positif. Jalan menuju kepercayaan
diri akan semakin cepat manakala kita mengembangkan nilai-nilai positif pada
diri sendiri. Menurut psikolog Robert Anthony, PhD., salah satu cara untuk
mengembangkan nilai-nilai positif adalah dengan menghilangkan ungkapan-ungkapan
yang mematikan dan menggantinya dengan ungkapan-ungkapan kreatif. Dia
menganjurkan membuat peralihan bahasa yang sederhana tapi efektif dari
pernyataan negatif ke pernyataan positif. Misalnya, mengganti kata, "Saya
tidak bisa," menjadi, "Saya bisa!"
Ketiga, bacalah potensi diri. Segeralah lacak, gali, dan
eksplorasi potensi sukses yang ada pada diri kita. Misalnya dengan bertanya
kepada orang-orang terdekat. Termasuk juga mengikuti psikotes dan mendatangi
para ahli seperti psikiater, dokter bahkan kiai untuk melacak potensi kita.
Karena bisa jadi sangat banyak potensi yang kita miliki tanpa kita sadari,
sehingga tidak berhasil kita gali.
Keempat, berani mengambil risiko. Keberanian dalam
mengambil risiko ini penting, sebab daripada menyerah pada rasa takut alangkah
lebih baik belajar mengambil risiko yang masuk akal. Cobalah menerima
tantangan, kendati terasa menakutkan atau menciutkan hati. Cari dukungan
sebanyak mungkin.
Dengan
melakukan hal ini, kita akan mendapat banyak peluang yang tak ternilai
harganya. Namun jangan lupa, ketika mencoba sesuatu kita harus siap dengan
hasil yang sesuai atau tidak sesuai dengan keinginan. Kalau hasilnya tak sesuai
dengan keinginan, bisa jadi itulah yang terbaik menurut Allah Azza wa Jalla.
Kalau kita sudah mencoba, maka niatnya saja sudah menjadi amal. Orang yang
gagal adalah orang yang tak pernah berani mencoba. Bukankah menaiki anak tangga
kelima puluh harus diawali dengan tangga pertama?
Kelima, tolaklah saran negatif. Bisa jadi, tidak semua
orang di sekitar kita memberikan dorongan, dukungan, dan bersikap positif pada
kita. Sebagian dari orang yang ada di sekitar kita mungkin berpikiran negatif.
Hal inilah yang tak jarang malah melunturkan rasa percaya diri kita dengan
mempertanyakan kemampuan, pengalaman, dan aspirasi-aspirasi kita. Dengan
demikian, mungkin ada baiknya jika kita sedikit mengambil jarak dengan sebijak
mungkin bila ada pihak pihak yang mencoba melunturkan kepercayaan diri kita.
Keenam, ikuti saran positif. Rasa percaya diri merupakan
sifat "menular". Artinya, jika kita dikelilingi oleh orang-orang yang
memiliki cara pandang positif, bersemangat, optimis, dsb, maka kita memiliki
kecenderungan untuk meniru sifat tersebut. Karena itu, carilah lingkungan yang
bisa memotivasi kita untuk sukses. Kita harus mulai senang bergaul dengan
orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk bangkit. Bergaul dengan orang-orang
yang percaya diri akan berbeda dibandingkan bergaul dengan orang-orang yang
gagal. Sebab bergaul dengan orang-orang yang percaya diri, Insya Allah
semangatnya akan menular kepada diri kita.
Ketujuh, jadikan keresahan sebagai kawan. Banyak peristiwa
atau saat-saat dalamkehidupan yang dapat membuat kita mengalami rasa cemas atau
gelisah. Akibatnya, kita mengalami krisis percaya diri. Saat itulah kita harus
mulai mengingatkan diri sendiri bahwa rasa cemas dan gelisah merupakan kawan.
Tingkatkan energi, tajamkan kecerdasan, tinggikan kewaspadaan, dan kembangkan
pancaindera. Dari pada menyia-nyiakan energi untuk kecemasan yang sia-sia,
lebih baik menghadapi tantangan itu secara tegas dan efektif.
Sesudah
perhitungan kita matang, selanjutnya kepercayaan diri akan bertambah dengan
memperkokoh ibadah dan doa, karena doa dan ibadah dapat mengundang pertolongan
Allah. Semakin kokoh ibadah kita, shalat kita, makin kuat doa-doa kita, dan
keyakinan kita dengan pertolongan Allah, maka itu bisa meningkatkan percaya
diri.
Categories:
EC. Dasar-Dasar Bimbingan Konseling II