MAKALAH DASAR – DASAR BK 2
LANDASAN
ILMIAH DAN TEKHNOLOGI
Di Susun oleh
:
1.
FARIED UBAIDILLAH 11110117
2.
NIA ANGGREINI 11110078
3.
LISIA ANGGREINI 11110044
4.
LITA ALVIONITA 11110065
5.
KHOIRUNNISA PUTRI M 11110020
6.
RISA ASMAUL HUSNA 11110176
FAKULTAS PENDIDIKAN PSIKOLOGI BIMBINGAN
IKIP PGRI SEMARANG
TAHUN 2012
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam pendidikan profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB
I Pendahuluan
-
Latar belakang
-
Perumusan Masalah
BAB
II Pembahasan
-
Definisi Iptek
-
Keilmuan bimbingan dan konseling
-
Peran ilmu dan tekhnologi dalam bimbingan
dan konseling
-
Pengembangan bimbingan dan konseling
melalui penelitian
-
Tantangan guru BK dalam ilmu pengetahuan
dan tekhnologi
BAB III Penutup
-
Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang Masalah
Membicarakan
tentang landasan dalam bimbingan dan konseling pada dasarnya tidak jauh berbeda
dengan landasan-landasan yang biasa diterapkan dalam pendidikan, seperti landasan
dalam pengembangan kurikulum, landasan pendidikan non formal atau pun landasan
pendidikan secara umum.
Landasan dalam
bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan faktor-faktor yang harus
diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh konselor selaku pelaksana utama
dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling. Ibarat sebuah bangunan,
untuk dapat berdiri tegak dan kokoh tentu membutuhkan fundasi yang kuat dan
tahan lama. Apabila bangunan tersebut tidak memiliki fundasi yang kokoh, maka
bangunan itu akan mudah goyah atau bahkan ambruk. Demikian pula, dengan layanan
bimbingan dan konseling, apabila tidak didasari oleh fundasi atau landasan yang
kokoh akan mengakibatkan kehancuran terhadap layanan bimbingan dan konseling
itu sendiri dan yang menjadi taruhannya adalah individu yang dilayaninya
(klien).
Pelayanan
bimbingan dan konseling merupakan kegiatan professional yang memiliki
dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori-teorinya, pelaksanaan
kegiatannya, maupun pengembangan-pengembangan layanan itu secara berkelanjutan.
Pengetahuan tentang bimbingan dan konseling disusun secara logis dan sistematis
dengan menggunakan berbagai metode, seperti: pengamatan, wawancara, analisis
dokumen, prosedur tes, inventory atau analisis laboratoris yang dituangkan
dalam bentuk laporan penelitian, buku teks dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya.
Sejak awal
dicetuskannya gerakan bimbingan, layanan bimbingan dan konseling telah
menekankan pentingnya logika, pemikiran, pertimbangan dan pengolahan lingkungan
secara ilmiah (McDaniel dalam Prayitno, 2003).
Oleh karena
itu, dalam upaya memberikan pemahaman tentang landasan bimbingan dan konseling,
khususnya bagi para konselor, melalui tulisan ini akan dipaparkan tentang salah
satu landasan yang menjadi pijakan dalam setiap gerak langkah bimbingan dan
konseling, terutama landasan ilmiah dan teknologis dalam bimbingan konseling.
2. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, untuk memudahkan dalam penyusunan makalah ini,
penulis menyusun beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
a. Definisi IPTEK
b. Keilmuan Bimbingan Konseling
c. Peran Ilmu dan Teknologi dalam Bimbingan
Konseling
d. Pengembangan Bimbingan Konseling dalam
Penelitian
e. Tantangan Guru Bimbingan Konseling Dalam
IPTEK
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
IPTEK
IPTEK adalah
ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat di zaman modern ini. IPTEK
sangatlah berguna bagi seluruh makhluk hidup, sebab IPTEK dapat mempermudah
suatu permasalahan yang rumit.
IPTEK dalam
lingkungan ini sudah berkembang luas ke pelosok negeri. Namun untuk daerah
terpencil sulit di kunjungi. Seharusnya pemerintah menyalurkan dana kedaerah
pedesaan supaya masyarakat pedesaan mendapatkan IPTEK.
IPTEK sangat
mendukung program pendidikan, dimana setiap murid supaya berpacu untuk
menghasilkan karya-karya yang berguna bagi semua makhluk di bumi ini.
Pemerintah pusatpun seharusnya menunjang hal seperti itu.
Seperti yang
kita ketahui, teknologi kini telah merembes dalam kehidupan kebanyakan manusia
bahkan dari kalangan atas menengah ke bawah sekalipun. Dimana upaya tersebut
merupakan cara atau jalan di dalam mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan
harkat martabat manusia.
Atas dasar
kreatifitas akalnya, manusia mengembangkan IPTEK dalam rangka untuk mengolah
SDA yang di berikan oleh Tuhan YME. Dimana dalam pengembangan IPTEK harus di
dasarkan terhadap moral dan kemanusiaan yang adil dan beradab, agar semua
masyarakat mengecam IPTEK secara merata.
Di satu sisi
telah terjadi perkembangan yang sangat baik sekali di aspek telekomunikasi,
namun pelaksanaan pembangunan IPTEK masih belum merata. Masih banyak masyarakat
kurang mampu yang putus harapannya untuk mendapatkan pengetahuan dan teknologi
tersebut. Hal itu di karenakan tingginya biaya pendidikan yang harus meraka
tanggung, maka dari itu pemerintah perlu menyikapi dan menanggapi masalah-
masalah tersebut, agar peranan IPTEK dapat bertujuan untuk meningkatkan Sumber
Daya Manusia yang ada.
2. Keilmuan
Bimbingan Konseling
Ilmu bimbingan
dan konseling adalah berbagai pengetahuan tentang bimbingan dan konseling yang
tersusun secara logis dan sistematik. Sebagai layaknya ilmu-ilmu yang lain,
ilmu bimbingan dan konseling mempunyai obyek kajiannya sendiri, metode
pengalihan pengetahuan yang menjadi ruang lingkupnya, dan sistematika
pemaparannya.
Obyek kajian
bimbingan dan konseling ialah upaya bantuan yang diberikan kepada individu yang
mangacu pada ke-4 fungsi pelayanan yakni fungsi pemahaman, pencegahan,
pengentasan dan pemeliharaan/ pengembangan. Dalam menjabarkan tentang bimbingan
dan konseling dapat digunakan berbagai cara/ metode, seperti pengamatan,
wawancara, analisis document (Riwayat hidup, laporan perkembangan), prosedur
teks penelitian, buku teks, dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya mengenai obyek
kajian bimbingan dan konseling merupakan wujud dari keilmuan bimbingan dan
konseling.
3. Peran
Ilmu dan Teknologi dalam bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan
konseling merupakan ilmu yang bersifat multireferensial, artinya ilmu dengan
rujukan berbagai ilmu yang lain. Misalnya ilmu statistik dan evaluasi
memberikan pemahaman dan tehnik-tehnik. Pengukuran dan evaluasi karakteristik
individu; biologi memberikan pemahaman tentang kehidupan kejasmanian individu.
Hal itu sangat penting bagi teori dan praktek bimbingan dan konseling.
Beberapa
disiplin ilmu lain juga telah memberikan sumbangan bagi perkembangan teori dan
praktek bimbingan dan konseling, seperti : psikologi, ilmu pendidikan,
filsafat, sosiologi, antroplogi, ilmu ekonomi, manajemen, ilmu hukum dan agama.
Beberapa konsep dari disiplin ilmu tersebut telah diadopsi untuk kepentingan
pengembangan bimbingan dan konseling, baik dalam pengembangan teori maupun
prakteknya. Pengembangan teori dan pendekatan bimbingan dan konseling selain
dihasilkan melalui pemikiran kritis para ahli, juga dihasilkan melalui berbagai
bentuk penelitian.
Sejalan dengan
perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi berbasis komputer, sejak
tahun 1980-an peranan komputer telah banyak dikembangkan dalam bimbingan dan
konseling. Bidang yang telah banyak memanfaatkan jasa komputer ialah bimbingan
karier dan bimbingan dan konseling pendidikan. Hal ini bahwa sejalan dengan
perkembangan teknologi komputer interaksi antara konselor dengan individu yang
dilayaninya (klien) tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi
dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet,
dalam bentuk “cyber counseling”. Dikemukakan pula, bahwa perkembangan dalam
bidang teknologi komunikasi menuntut kesiapan dan adaptasi konselor dalam
penguasaan teknologi dalam melaksanakan bimbingan dan konseling.
Dengan
teknologi jaringan tersebut tidak hanya mata kuliah atau bidang studi saja yang
bisa memanfaatkan teknologi tinggi ini, melainkan hampir sebagian besar proses
belajar mengajar termasuk BK (Bimbingan Konseling) atau Bimbingan Karier sudah
bisa memanfaatkan teknologi tinggi ini.
Seperti kita
ketahui bahwa saat ini BK belum dikatakan materi, sehingga tidak semua sekolah
di Indonesia memberikan jam yang cukup untuk materi BK ini, karena berbagai
alasan. Dengan demikian apakah dengan tidak tersedianya waktu yang cukup peran
Guru BK akan berhasil? Siapapun pasti akan menjawab tidak. Dengan argumen
apapun jika waktu yang tersedia tidak cukup atau tidak sesuai seperti yang
diharapkan, maka jangan harap apa yang disampaikan bisa mengenai sasarannya.
Oleh karena itu peranan teknolgi bisa menjawab kekurangan waktu tersebut.
4. Pengembangan Bimbingan Konseling Melalui Penelitian
Pengembangan
teori dan pendekatan bimbingan dan konseling boleh jadi dapat dikembangkan
melalui proses pemikiran dan perenungan, namun pengembangan yang lebih lengkap
dan teruji didalam praktek adalah apabila pemikiran dan perenungan itu
memperhatikan pula hasil-hasil penelitian dilapangan. Melalui penelitian suatu
teori dan praktek bimbingan dan konseling menemukan pembuktian tentang
ketepatan/ keefektifan dilapangan. Layanan bimbingan dan konseling akan semakin
berkembangan dan maju jika dilakukan penelitian secara terus menerus terhadap
berbagai aspek yang berhubungan dengan BK.
5. Tantangan
Guru Bimbingan Konseling Dalam IPTEK
Salah satu
tantangan guru BK yaitu dihadapi pilihan yang terus berubah (over choise). Para
siswa sekarang lebih dahsyat lagi menerima pengaruh global. Kondisi ini
menuntut guru BK tak boleh ketingalan iptek.
Informasi dunia
kerja, cara belajar dan menghadapi masalah sosial harus mampu diakses guru BK
lewat berbagai cara. Sekolah ataupun lembaga wajib menyiapkan SDM calon guru BK
agar kompetensinya relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Guru BK harus
bisa menyelesaikan masalah di sekolah dan juga berperan di masyarakat maupun
memecahkan masalah keluarga.
Guru BK di
sekolah harus berkreasi mengatasi tantangan masa depan anak-anak yang makin
kompleks. Guru BK menjadi pendamping siswa guna membangun potensi, memotivasi
belajar serta mencairkan faktor penghalang kemajuan siswa.
Terkait sasaran
layanan makin kompleks, diperlukan pelayanan BK yang profesional. Salah satu
syarat pekerjaan profesional itu adanya komitmen menerapkan keahlian. Lembaga
ataupun sekolah harus selalu menyiapkan guru BK yang adaptif dengan perubahan
iptek sehingga teori yang dipelajari relevan dengan tugas BK.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Landasan ilmiah
dan teknologi membicarakan tentang sifat-sifat keilmuan bimbingan dan
konseling. Bimbingan dan konseling sebagai ilmu yang multireferensial menerima
sumbangan dari ilmu-ilmu lain dan teknologi, penelitian dalam bimbingan dan
konseling memberikan masukan penting bagi pengembangan keilmuan Bimbingan
konseling.
Dengan
teknologi khususnya jaringan komputer baik Intranet maupun Internet proses
belajar mengajar, proses interaksi antara konselor dan klien bisa dilakukan
kapan saja dan dimana saja tanpa dibatasi ruang dan waktu. Dengan demikian
peran teknologi tinggi dalam dunia pendidikan khususnya Bimbingan dan Konseling
sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dan maksimal. Terlepas
dari itu semua apakah seorang konselor dalam hal ini Guru BK (Bimbingan dan
Konseling) sudah siap dengan teknologi ini? Jika sudah siap maka kapan lagi
kalau tidak dimulai dari sekarang, karena banyak sarana, bahan dan sebagainya
yang bisa kita dapatkan melali dunia maya tersebut.
Dengan adanya
landasan ilmiah dan teknologi ini, maka peran konselor didalamnya mencakup pula
sebagai ilmuwan sebagaimana dikemukakan oleh McDaniel (Prayitno, 2003) bahwa
konselor adalah seorang ilmuwan. Sebagai ilmuwan, konselor harus mampu
mengembangkan pengetahuan dan teori tentang bimbingan dan konseling, baik
berdasarkan hasil pemikiran kritisnya maupun melalui berbagai bentuk kegiatan
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
W.S, Winkel, 1991, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan,
Jakarta : PT Grasindo.
Yusuf, Syamsu dan Nurishan, A. Juntika, 2006, Landasan Bimbingan
dan Konseling, Bandung : Remaja Rosdakarya
Prayitno dan Amti, Erman, 2004, Dasar-Dasar Bimbingan dan
Konseling, Jakarta : Rineka Cipta.
Syamsul Yusuf, A. Juntika Narihsan, Landasan Bimbingan dan
Konseling Bandung: Remaja ERasdakarnya, 2006,
Prayitno. Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta:
Rineka Cipta,.
Categories:
EC. Dasar-Dasar Bimbingan Konseling II