A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Komprehensif
Bimbingan dan
konseling komprehensif atau disebut juga bimbingan dan konselin perkembangan
(karena menggarap semua aspek kehidupan peserta didik) merupakan orientasi baru
dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang didasari fungsi
pengembangan dengan prinsip antara lain: (1) dibutuhkan oleh semua peserta
didik ; (2) fokus pada kegiatan belajar peserta didik; (3) konselor dan
guru merupakan fungsionaris yang bekerjasama; (4) berorientasi tim dan
pelayanan konselor profesional; (5) memiliki dasar dalam psikologi anak,
perkembangan anak dengan tujuan (1) mengenal dan memahami potensi, kekuatan,
dan tugas-tugas perkembangannya, (2) mengenal dan memahami potensi atau peluang
yang ada di lingkungannya, (3) mengenal dan menentukan tujuan dan rencana
hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut, (4) memahami dan mengatasi
kesulitan-kesulitan sendiri (5) menggunakan kemampuannya untuk kepentingan
dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat, (6) menyesuaikan
diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya; dan (7) mengembangkan
segala potensi dan kekuatannya yang dimilikinya secara tepat dan teratur secara
optimal
A. Tugas Perkembangan Peserta Didik
Bimbingan dan
konseling komprehensif disebut juga bimbingan dan konseling perkembangan,
karena dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling menyentuh semua aspek
kehidupan atau perkembangan peserta didik. Tugas-tugas perkembangan adalah
sebagai berikut :
1. Tugas perkembangan
peserta didik SD/MI dan sederajat :
a. Menanamkan dan
mengembangkan kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa
b. Mengembangkan keterampilan
dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung
c. Mengembangkan
konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari
d. Belajar bergaul
dan bekerja dengan kelompok sebaya
e. Belajar menjadi
pribadi yang mandiri
f. Mempelajari
keterampilan fisik sederhana yang diperlukan baik untuk permainan maupun
kehidupan
g. Mengembangkan kata
hati, moral dan nilai-nilai sebagai pedoman perilaku
h. Membina hidup
sehat, untuk diri sendiri, dan lingkungan serta keindahan
i. Belajar
memahami diri sendiri dan orang lain sesuai dengan jenis kelaminnya dan
menjalankan peran tanpa membedakan jenis kelamin
j. Mengembangkan
sikap terhadap kelompok, lembaga sosial, serta tanah air bangsa dan
negarak. Mengembangkan pemahaman dan sikap awal
untuk perencanaan masa depan
2. Tugas
perkembangan peserta didik SMP/MTs dan sederajat :
a. Mencapai
perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa
b. Mempersiapkan
diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perbuatan fisik dan
psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat
c. Mencapai pola
hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam perannya sebagai pria dan wanita
d. Memantapkan
nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan yang lebih
luas
e. Mengenal kemampuan,
bakat dan minat serta arah kecenderungan karir dan aparesiasi seni.
Mengembangkan
pengerahuan dan keterampilan untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau
mempersiapkan atau berperan dalam kehidupan di masyarakat
g. Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang
kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi
h. Mengenal system etika dan nilai-nilai bagi pedoman
hidup sebagai mandiri, anggota masyarakat, dan warga
negara
3. Tugas
perkembangan peserta didik SMA/SMK/MA dan sederajat :
a. Mencapai
kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Mencapai
kematangan dalam hubungan dengan teman sebaya, serta kematangan dalam perannya
sebagai pria dan wanita
c. Mencapai
kematangan pertumbuhan jasmaniah yang sehat
d. Mengembangkan
penguasaan ilmu, teknologi dan seni sesuai dengan program kutikulum dan
persiapan karir atau melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam
kehidupan yang lebih luas
e. Mencapai
kematangan dalam pilihan karir
f. Mencapai
kematangan gambar dan sikap tentang kehidupan mandiri, secara emosional,
sosial, intelektual dan ekonomi
g. Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang
kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
h. Mengembangkan
kemampuan berkomunikasi sosial dan intelektual serta apresiasi seni
i. Mencapai
kematangan dalam system etika dan nilai
B. Tujuan,
Fungsi, Prinsip-prinsip, Bidang BK, Asas dan Komponen Program
Bimbingan dan Konseling Komprehensif
a. Tujuan Bimbingan
dan Konseling Komprehensif
Tujuan
pemberian layanan bimbingan ialah agar individu dapat: (1) merencanakan
kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang
akan datang; (2) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya
seoptimal mungkin; (3) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan,
lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya; (4) mengatasi hambatan dan
kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan,
masyarakat, maupun lingkungan kerja.
b. Fungsi Bimbingan
dan Konseling Komprehensif
Pemahaman,
yaitu membantu peserta didik (siswa) agar memiliki pemahaman terhadap dirinya
(potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama).
Preventif, yaitu
upaya konselor untuk senantiasa mengantisi-pasi berbagai masalah yang mungkin
terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta
didik.
Pengembangan,
yaitu konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif, yang mem-fasilitasi perkembangan siswa.
Perbaikan
(Penyembuhan), yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif.
Penyaluran,
yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih kegiatan
ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir
atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri
kepribadian lainnya.
Adaptasi,
yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan khususnya konselor, guru atau
dosen untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar belakang
pendidikan, minat kemampuan, dan kebutuhan individu (siswa).
Penyesuaian,
yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu (siswa) agar dapat
menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap program pendidikan,
peraturan sekolah, atau norma agama.
c. Prinsip-prinsip
Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Terdapat
beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fondasi atau landasan bagi
layanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis
tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau
bimbingan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Prinsip-prinsip itu adalah
sebagai berikut : Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai
fondasi atau landasan bagi layanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari
konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian
layanan bantuan atau bimbingan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Prinsip-prinsip
itu adalah sebagai berikut.
1) Bimbingan
diperuntukhan bagi semua individu (guidance is for all individuals)
2) Bimbingan
bersifat individualisasi Setiap individu bersifat unik (berbeda satu sama
lainnya)
3) Bimbingan
menekankan hal yang positif.
4) Bimbingan
Merupakan Usaha Bersama. sekolah. Mereka sebagai teamworkterlibat dalam
proses bimbingan.
5) Pengambilan Keputusan
Merupakan Hal yang Esensial
dalam Bimbingan.
dalam Bimbingan.
6) Bimbingan
Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan) Kehidupan.
d. Bidang
Bimbingan dan Konseling Komprehensif
1) Bimbingan
Akademik Bimbingan akademik yaitu bimbingan yang diarahkan untuk mem-bantu para
individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik.
2) Bimbingan
Sosial-Pribadi Bimbingan sosial-pribadi merupakan bimbingan untuk membantu para
individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi.
3) Bimbingan
Karir Bimbingan karir yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam
perencanaan, pengembangan dan pemecahan masalah-masalah karir
C. Komponen
Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Program bimbingan dan konseling mengandung empat komponen layanan, yaitu:
(1) layanan dasar bimbingan (guidance curriculum); (2) layanan responsif, (3)
layanan perencanaan indiviual, dan (4) layanan dukungan sistem. Keempat
komponen program tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
1. Layanan Dasar. Layanan
dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh peserta
didik melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal
atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan
perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang
dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian) yang diperlukan dalam
pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani
kehidupannya. Penggunaan instrumen asesmen perkembangan dan kegiatan
tatap muka terjadwal di kelas sangat diperlukan untuk mendukung implementasi komponen
ini. Asesmen kebutuhan diperlukan untuk dijadikan landasan pengembangan
pengalaman terstruktur yang disebutkan. Layanan ini bertujuan untuk membantu
semua siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang
sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya, atau dengan kata lain
membantu siswa agar mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya. Secara
rinci tujuan layanan ini dapat dirumuskan sebagai upaya untuk membantu siswa
agar (1) memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan agama), (2) mampu mengembangkan
keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah
laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya, (3) mampu menangani
atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya, dan (4) mampu mengembangkan dirinya
dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
2. Layanan Responsif.
Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada peserta didik yang
menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera,
sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses
pencapaian tugas-tugas perkembangan. Konseling indiviaual, konseling krisis, ,
konsultasi dengan orangtua, guru, dan alih tangan kepada ahli lain adalah
ragam bantuan yang dapat dilakukan dalam layanan responsif.
3. Perencanaan
Individual. Layanan ini diartikan proses bantuan kepada peserta didik agar
mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa
depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta
pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Pemahaman
peserta didik secara mendalam dengan segala karakteristiknya, penafsiran
hasil asesmen, dan penyediaan informasi yang akurat sesuai dengan peluang dan
potensi yang dimiliki peserta didik amat diperlukan sehingga peserta didik
mampu memilih dan mengambil keputusan yang tepat di dalam mengembangkan
potensinya secara optimal, termasuk keberbakatan dan kebutuhan khusus peserta
didik.
4. Dukungan Sistem Ketiga
komponen diatas, merupakan pemberian layanan bimbingan dan konseling kepada
peserta didik secara langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen
layanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infra struktur (misalnya Teknologi
Informasi dan Komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional konselor
secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada
peserta didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik.
KESIMPULAN
Program bimbingan dan konseling
komprehensif merupakan bimbingan dan konseling yang berorientasi pada
perkembangan, yang didalamnya terdiri dari empat komponen utama program
bimbingan dan konseling, yaitu :
1. Layanan
Dasar
2. Layanan
Responsif
3. Layanan
Perencanaan Individual
4. Layanan
dukungan sistem
Program bimbingan dan konseling
yang komprehensif membutuhkan kebijakan di sekolah yang integratif yaitu adanya
keselarasan antara kebijakan dalam bidang pengajaran, bimbingan, kegiatan
ekstra kurikuler, kebijakan keuangan, sarana dan prasarana, personalian dan
lain lain. Program bmbingan dan konseling yang komprehensif membutuhkan
dukungan manajemen sekolah yang adil dan setara sehingga sekolah memberikan
perhatian yang memadai dan setara terhadap semua unsur yang penting bagi
jalanya proses pendidikan. Dukungan finansial yang memadai, fasilitas yang
memadai dan pemberian waktu yang memadai untuk bimbingan, pengajaran dan
kegiatan pendidikan lain di sekolah adalah bukti kebijakan yang integratif di
sebuah lembaga pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Asosiasi Bimbingan dan Konseling
Indonesia (ABKIN), (2007), Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan
Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal, Departemen Pendidikan
Nasional.
Departemen Pendidikan Nasional,
(2003), Pelayanan Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Pusat Kurikulum
Balitbang, Depdiknas
___________________________.
(2006), Panduan Pengembangan Diri Untuk Sekolah Menengah, Jakarta Puskur
Balitbang, Depdiknas.
Erford, Bradley T., (2004), Professional
School Cunseling: A Handbook of Theories Programs and Practices. CAPS
Press. Pro-Ed.Inc.
Gysbers, Norman C. Life Career
Development: A need Perspective for all Counseling, Article 7 di
http://counselingoutfitters.com /vistas/ vistas04 /7.pdf.
Mamat Supriatna, (2009), Layanan
Bimbingan Karir di Sekolah Menengah, Departemen Pendidikan Nasional Universitas
Pendidikan Indonesia.
Munandir, (1996), Program
Bimbingan Karir di Sekolah, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Sukmadinata, Nana Syaodih,
(2007), Bimbingan dan Konseling dalam Praktek Mengembangkan Potensi dan
Kepribadian Siswa, Bandung : Maestro.
Syamsul Yusuf LN, & Juntika
Nurihsan, (2008), Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung : Program Pasca
Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia & Remaja Rosda Karya.
Suherman, Uman. 2009. Manajemen
Bimbingan dan Konseling. Bandung : Rizqi Press
Categories:
C. Dasar dan Teori Psikologi Bimbingan Konseling