1. Hakekat Manusia Menurut Freud
- Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan pengalaman-pengalaman dini
- Manusia sebagai homo valens dengan berbagai dorongan dan keinginan
- Motif-motif dan konflik tak sadar adalah sentral dalam tingkah laku sekarang
- Manusia didorong oleh dorongan seksual agresif
- Perkembangan dini penting karena masalah-masalah kepribadian berakar pada konflik-konflik masa kanak-kanak yang direpresi.
2.Perkembangan Kepribadian
·Struktur keperibadian
1) Id,
adalah sistem keperibadian yang asli yang ada semenjak individu lahir.
Id berisikan semua aspek psikologis yang diturunkan, seperti insting,
impuls dan drives. Id berada dan beroperasi dalam daerah unconscious,
mewakili subyektivitas yang tidak pernah disadari sepanjang usia. Id
berhubungan erat dengan proses fisik untuk mendapatkan enerji psikis
yang digunakan untuk mengoperasikan sistem dari struktur kepribadian
lainnya. Alwisol(2006:16).
Calvin
S. Hall dan Gardner dalam A. Supratiknya (1993:63) id merupakan sistem
kepribadian yang asli; id merupakan rahim tempat ego dan super ego
berkembang. Id berisikan segala sesuatu yang secara psikologis
diwariskan dan telah ada sejak lahir termasuk insting-insting. Id
merupakan reservior energi psikis yang menyediakan seluruh daya untuk
menjalankan kedua sistem yang lain. Id berhubungan erat dengan
proses-proses jasmaniah dari mana id mendapatkan energinya.
2)Ego adalah struktur kepribadian menurut Freud yang berurusan dengan tuntutan realitas. Ego disebut “badan pelaksana” (executive branch)
kepribadian, karena ego membuat keputusan rasional. Id dan ego memiliki
moralitas. Id dan ego tidak memperhitungkan apakah sesuatu itu benar
atau salah. Jhon W. Santrock dalam Achmad Chusairi (1995:36).
Ego
timbul karena kebutuhan-kebutuhan organisme memerlukan
transaksi-transaksi yang sesuai dengan dunia kenyataan obyektif. Orang
yang lapar harus mencari, menemukan dan memakan makanan sampai tegangan
karena rasa lapar dapat dihilangkan. Ini berarti orang harus belajar
membedakan antara gambaran ingatan tentang makanan dan persepsi aktual
terhadap makanan seperti yang ada di dunia luar.
Setelah
melakukan pembedaan yang sangat penting ini. Maka perlu mengubah
gambaran kedalam persepsi, yang terlaksana dengan menghindarkan gambaran
ingatan tentang makanan dengan penglihatan atau penciuman terhadap
makanan yang dialaminya melalui pancaindra. Ego dikatakan mengikuti
prinsip kenyataan. Dan beroperasi menurut proses sekunder. Tujuan
prinsip kenyataan adalah mencegah terjadinya tegangan sampai ditemukan
suatu objek yang cocok untuk pemuasan kebutuhan. Calvin S. Hall dan
Gardner dalam A. Supratiknya (1993:64)
3) Super ego
adalah struktur kepribadian Freud yang merupakan badan moral
kepribadian dan benar-benar memperhitungkan apakah sesuatu benar atau
salah. Super ego dapat dikatakan sebagai “hati nurani”. Jhon W. Santrock
dalam Achmad Chusairi (1995:37).
Menurut
Alwisol (2006:18) super ego adalah kekuatan moral dan etik dari
kepribadian, yang beroperasi memakia prinsip idealistik sebagai lawan
dari prinsip kepuasan id dan prinsip realistik ego. Sedangkan menurut
Koswara (1991:34) super ego adalah sistem kepribadian yang berisikan
nilai-nilai dan aturan-aturan yang sifatnya evaluatif (menyangkut baik
buruk). Super ego terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai atau
aturan-aturan oleh individu dari sejumlah figur yang berperan,
berpengaruh atau berarti bagi individu tersebut seperti orang tua dan
guru.
·
Keperibadian yang normal (sehat).
1) Kepribadian yang sehat menurut Freud adalah jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
2) Hasil dari belajar dalam mengatasi tekanan dan kecemasan.
3) Kesehatan mental yang baik adalah hasil dari keseimbangan antara kinerja super ego terhadap id dan ego. Prayitno (1998:42)
·
Keperibadian yang menyimpang (TLSS).
1) Dinamika yang tidak efektif antar super ego
2) Proses belajar yang tidak benar pada masa kanak-kanak
3.Tujuan Konseling
Tujuan
terapi/konseling menurut Alwisol (2006:42) bukan semata-mata untuk
menghilangkan sindrom yang tidak dikehendaki, tetapi terutama bertujuan
memperkuat ego sehingga mempu mengontrol impuls insting, dan memperbesar
kapasitas individu untuk mencintai dan berkarya. Klien belajar
bagaimana mensublimasikan impuls agresi dan impuls seksual, belajar
bagaimana mengarahkan keinginan dan bukan malah diarahkan oleh
keinginan.
Prayitno (1998:44) mengemukakan tujuan konseling adalah
1) Membawa ke kesadaran dorongan-dorongan yang ditekan ketidaksadaran yang mengakibatkan kecemasan.
2) Memberi kesempatan kepada klien menghadapi situasi yang selama ini ia gagal mengatasinya.
4.Proses dan Teknik Konseling
Teknik
yang dapat dipakai dalam mengatasi masalah klien menurut Alwisol
(2006:42) adalah terutama asosiasi bebas, analisis mimpi, interpretasi,
analisis resisten, tranferensi, dan pengulangan.
5.Kharakteristik konselor
(a) Empaty, yaitu merespon dengan cara lain tetapi mempunyai arti yang sama dengan yang dikemukakan oleh klien.
(b) Respek, yaitu komunikasi hormat tanpa syarat.
(c) Tulus-ikhlas, yaitu cara konselor mengemukakan persepsinya secara jujur.
(d) Konkrit, yaitu mengurusi pengalaman-pengalaman yang spesifik. Carkhuff dalam Soli Abimayu (1992:100)
6.Contohnya
Klien, semasa kanak-kanak sering dipukul/menerima penyiksaanfisik dengan ikat pinggang kulit warna hitam oleh orang tuanya. Sehingga, sampai dewasa muncul kecemasan dalam diri klien. Ketika melihat ikat pinggang kulit warna hitam, klien langsung lari ketakutan.
Categories:
C. Dasar dan Teori Psikologi Bimbingan Konseling