PPB / BK IKIP PGRI SEMARANG

Hidup saat ini dimanapun Anda tinggal dalam situasi dan kondisi  apapun yang Anda hadapi adalah merupakan hidup yang sulit dan penuh tantangan.
Jika kita mau jujur maka sebenarnya semakin hari hidup adalah semakin berat dan tidak semakin mudah. Tantangan yang harus kita hadapi dalam hidup di jaman ini tidak mudah.
 
Ditambah lagi kadang dalam hidup kita, kita harus berelasi dengan orang-orang yang terkadang membuat kita merasa menambah beban hidup kita. Baik relasi dengan orang dekat yang kita cintai seperti suami, istri, anak, mertua,orang tua dan saudara kita. Maupun relasi dengan atasan, sesama teman kerja, teman bisnis dsbnya.

Sering kita merasa tidak dicintai, tidak dihargai, tidak dimengerti dan terjebak dalam situasi seperti benang kusut yang membuat kita lelah lahir batin. Dalam kadar yang ringan kita merasa stress. Dalam kadar yang berat membuat kita merasa sangat sulit untuk melanjutkan hidup dan berfungsi secara optimal sebagai manusia.

Apalagi dalam pernikahan. Banyak sekali yang menikah tanpa melalui konseling pra-nikah. Banyak yang menikah tanpa alasan jelas, tanpa memiliki visi dan misi mengapa menikah. Banyak yang menikah dengan menggantungkan pada impian dan harapan yang sangat jauh dari realita. Pada saat menjalani tahun-tahun pernikahan yang panjang dan kadang membosankan, timbulah konflik. Konflik mulai dari hal yang sederhana hingga konflik dengan kompleksitas yang tinggi. Apalagi jika ditambah dengan timbulnya ketidaksetiaan dalam perkawinan. Adanya pihak ketiga adalah puncak dari segala keruwetan dalam konflik rumah tangga.

Disaat seperti itu Anda alami, Anda merasa butuh pertolongan. Siapa yang Anda cari?

Anda bisa saja  ”curhat” dengan teman dan saudara, pemuka agama, keluarga dll namun bukan saja tidak ada jaminan  kerahasiaan persoalan Anda, seringkal juga tidak menemukan  solusi bahkan menambah kerumitan persoalan karena “anjuran” dan “nasihat” yang tidak profesional. Apalagi dalam kasus perselingkuhan. Hampir dipastikan tanpa adanya intervensi Konselor Pernikahan yang profesional, persoalan perselingkuhan tidak mungkin dapat selesai. Dan pernikahan tidak mungkin mencapai suatu rekonsiliasi yang sejati. Konseling yang bukan dengan Konselor Profesional yang tidak diperlengkapi dengan ilmu serta skill konseling dan psikologi akan sangat memungkinkan timbulnya mis-lead, mis-intrepretation, juga keberpihakan pada salah satu pasangan yang berkonflik. Dan akan mengakibatkan kesimpulan yang tidak tepat.

Konseling bukanlah curhat melainkan sebuah terapi lewat percakapan kondusif yang dibangun dan dituntun oleh Konselor Profesional sehingga Anda menyadari apa yang terjadi dalam diri Anda, apa yang menyebabkan Anda merasa, berpikir dan bertingkah laku sedemikian untuk realita hidup yang Anda hadapi. Melalui kesadaran ini, Anda dapat menilai apakah pikiran, sikap, perkataan,tindakan, keputusan hidup  yang Anda ambil benar, efektif dan membangun atau sebaliknya justru merugikan diri Anda dan orang-orang yang Anda cintai. Dan juga kaitannya dengan masa depan yang hendak Anda bangun bersama dengan pasangan dan anak-anak tercinta.
 
Konselor Profesional menuntun Anda melalui proses berpikir konstruktif, realistis dimana paradigma berpikir Anda mengalami pembaruan, terjadi perubahan kognitif dan dituntun secara jangka panjang untuk mengalami perubahan behavorial. Sehingga proses diskusi dalam ruang konseling adalah praktis dan dapat diaplikasikan dalam hidup sehari-hari dan membawa perubahan yang nyata, perbaikan secara bertahap menuju cita-cita hidup yang Anda dan pasangan inginkan.
 
Di saat itulah Anda perlu  proses Konseling.


Sumber : http://www.bimbingankonseling.net

Categories:

Leave a Reply

Silahkan berkomentar dengan sopan.